Thursday, January 2, 2020

HUBUNGAN KOMUNIKASI BUDAYA DENGAN KOMUNIKASI INTERNASIONAL

Forum Ads.id
HUBUNGAN KOMUNIKASI BUDAYA DENGAN
KOMUNIKASI INTERNASIONAL
Oleh Suwardi Lubis

Hubungan antara budaya dan komunikasi penting dipahami untuk memahami komunikasi antarbudaya, oleh karena melalui pengaruh budayalah orang-orang belajar berkomunikasi. Kemiripan budaya dalam persepsi memungkinkan pemberian makna yang mirip pula terhadap suatu objek sosial atau suatu peristiwa. Cara-cara kita berkomunikasi, keadaan-keadaan komunikasi kita, bahasa dan gaya bahasa yang kita gunakan dan perilaku-peilaku nonverbal kita, semua itu terutama merupakan respons terhadap dan fungsi budaya kita.1
Tidak hanya komunikasi antar budaya saja yang membutuhkan sisi nilai pemberian makna dalam suatu komunikasi internasionalpun juga sangat membutuhkan makna dalam berinteraksi.
Komunikasi internasional (International Communications), yaitu proses komunikasi antara bangsa dan negara. Komunikasi ini tercermin dalam diplomasi dan propaganda, dan seringkali berhubungan dengan situasi intercultural (antar budaya) dan interracial (antar ras). Komunikasi internasional lebih menekankan kepada kebijakan dan kepentingan suatu negara dengan negara lain yang terkait dengan masalah ekonomi, politik, pertahanan, dan lain-lain. Menurut Maletzke, komunikasi antar budaya lebih banyak menyoroti realitas sosiologis dan antropologis, sementara komunikasi antar bangsa lebih banyak mengkaji realitas politik. Namun demikian, komunikasi internasional (antar bangsa) pun masih merupakan bagian dari komunikasi antar budaya.








A.    Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi lintas budaya adalah (1) suatu studi tentang perbandingan gagasan atau konsep dalam berbagai kebudayaan; (2) perbandingan antara satu aspek atau minat tertentu dalam satu kebudayaan; (3) atau perbandingan anatara satu aspek atau minta tertentu dengan satu atau lebih kebudayaan lain. Disini terlihat bahwa arti komunikasi antar budaya itu lebih meliputi interaksi antar orang dari latar belakang budaya yang berbeda-beda, sedangkan komunikasi lintas budaya lebih menekankan pada perbandingan interaksi antarorang dari latar belakang budaya yang sama, atau perbandingan suatu aspek tertentu dari suatu kebudayaan dengan orang-orang dari suatu latar belakang budaya lain.
Hal-hal sejauh ini yang membicarakan tentang komunikasi, tidak jauh membahas tentang komunikasi antar budaya yang saat ini sering disebut lintas budaya. Fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan antara komponen-komponen komunikasi juga berkenaan dengan komunikasi lintas budaya. Komunikasi lintas budaya yang paling utama ditandai dengan sumber dan penerimanya berasal dari budaya yang berbeda.
Menurut Richard E. Porter yang dikutip dalam sebuah bukunya menjelaskan tentang model yang digunakan komunikasi antar budaya/komunikasi lintas budaya terjadi apabila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu budaya lainnya. Dalam hal ini budaya sangat mempengaruhi orang yang berkomunikasi. Budaya bertanggung jawab atas seluruh pembendaharaan perilaku komunikatif dan makna yang dimiliki setiap orang.2
B.     Komunikasi International
Komunikasi internasional adalah komunikasi antar bangsa-bangsa dan antarlembaga-lembaga pemerintahan berbeda negara.Komunikasi internasional terjadi antara dua atau lebih bangsa dan negara yang memiliki struktur politik yang berbeda, lebih dari sekedar komunikasi antara dua individu berbeda bangsa dan negara.Komunikasi ini sering juga berarti diplomasi atau propaganda, yang kadang-kadang meliputi situasi hubungan antaretnik maupun antarras.Dalam kasus komunikasi internasional, bagaimanapun juga interaksi itu dipengaruhi oleh kebijakan, tujuan, maksud, kebutuhan, dan ekonomi sebuah bangsa.
Komunikasi internasional adalah suatu bentuk komunikasi antar bangsa atau antar negara, karena suatu bangsa terdiri dari banyak orang maka komunikasi itu adalah merupakan komunikasi yang ditujukan kepada orang banyak atau lebih tepat komunikasi dari orang banyak kepada orang banyak, karena itu banyak orang melihat komunikasi ini ditujukan kepada orang banyak maka sering juga disebut atau digolongkan sebagai mass communication, dan karena dasar komunikasi adalah bersifat politik, maka banyak penulis menyebutnya Komunikasi Politik Internasional atau International Political Communication.3
Bentuk komunikasi internasional itu biasnya penuh dengan acara ritual dan protokoler yang diadakan dalam situasi dan suasana yang sangat formal. Komunikasi internasional dipegaruhi oleh hukum internasional, kekuatan militer, perjanjian kerja sama, persetujuan rahasia, dan opini (Larry Samovar dan Richard E. Porter, 1991).
Secara lebih spesifik (Liliweri) studi-studi komunikasi internasional disandarkan atas pendekatan-pendekatan maupun metodologi sebagai berikut:
  • Pendekatan peta bumi (geographical approach) yang membahas arus informasi maupun  liputan internasional pada bangsa atau negara tertentu, wilayah tertentu, ataupun lingkup dunia, disamping antarwilayah.
  • Pendekatan media (media approach), adalah pengkajian berita internasional melalui suatu medium atau multimedia.
  • Pedekatan peristiwa (event approach) yang mengkaji suatu peristiwa lewat suatu medium.
  • Pendekatan ideologis (idelogical approach), yang membandingkan sistem pers antar bangsa atau melihat penyebaran arus berita internasional dari sudut ideologis semata-mata.                                   
C.     Kriteria Pembanding Komunikasi Lintas Budaya dengan Komunikasi Internasional

Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi Internasional
1.
Pertukaran simbolis: Penggunaan simbolis, baik verbal maupun non verbal.
Jenis isu, pesannya bersifat global.
2.
Proses: Berarti sifat saling keterkaitan pada kegiatan komunikasi . Sifat transaksional dalam komunikasi antar budaya berkaitan dengan proses encoding dan decoding. Jika kedu aproses ini selaras, maka pengirim dan penerima pesan telah menyelesaikan satu makna isi yang dipahami bersama.
Komunikator dan komunikannya berbeda kebangsaan.
3.
Komunitas budaya yang berbeda: Batas komunkiasi budaya adalah untuk menggambarkan perbedaan budaya. Dapat mengacu pada letak geografis, kepercayaan, nasionalitas, atau bisa juga dengan etnisitas.
Saluran media yang digunakan bersifat internasional.
4.
Negotiated shared meaning.

5.
Situasi interaktif.


KOMPETENSI KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Perlunya kompetensi yang khas dalam komunikasi antar budaya untuk dapat mengatasi keberbedaan antar budaya.Kompetensi itu adalah kesadaran dari komunikator (mindfulness). Menurut Langer (1989) Konsep penuh kesadaran berarti kesiapan mengubah cara pandang dan motivasi untuk menggunakan cara pandang baru di dalam memahami keberbedaan budayadan kesiapan untuk bereksperimen dengan pengambilan keputusan dan pensolusian masalah. Sebaliknya jika komunikator sangat bergantung pada cara pandang lama (mindlessness).4
1. Kriteria penuh kesadaran
Pengubahan cara pandang lama menjadi cara pandang baru tidak terlepas dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai antara lain:
  • Tujuan interaktif inetrumental : hasil substantif atau sumebr daya yang ingin diraih misal mengubah sikap orang lain.
  • Tujuan Representasi diri berkaitan dengan gambaran diri yang ingin dipertahankan di depan publik dan ingin orang lain menghargai
  • Tujuan relasional : berhubungan dengan status hubungan antar pribadi.
2. Kriteria kompetensi komunikasi
Spitzberg dan Cupach (1984) berendapat kompetensi komunikasi perlu memiliki dua kriteria: kesesuian dan efektivitas. Untuk bertindak sesuai dan efektif, harus memperkaya tiga komponen kompetensi komunikasi yaitu pengetahuan, keterampilan dan motivasi.Pengetahuan mengenai pemahaman kognitif dan kesiapan afektif uuk berkomunikasi secara efektif.Keterampilan berkaitan dnegan kemampuan operasional. Motivasi untuk mempelajari cara berinteraksi dengan orang dari budaya yang berbeda.
Komunikasi internasional dapat dipelajari dari tiga perspektif yaitu perspektif diplomatik, jurnalistik, dan propogandistik.Dalam perspektif diplomatik, komunikasi internasional lazimnya dilakukan secara interpersonal atau kelompok kecil.Jalur diplomatik atau komunikasi langsung antara pejabat tinggi negara lebih banyak dipergunakan untuk memperluas pengaruh dan mengatasi ketidaksepakatan, salah pengertian ataupun pertentangan dalam masalah tujuan dan kepentingan setiap negara untuk memperteguh keyakinann dan menghindari konflik. Dalam perspektif jurnalistik, komunikasi internasional dilakukan melalui saluran media massa dan cetak dan elektronik. Arus informasi yang bebas dan terbuka dari negara-negara maju yang datang mealui media tersebut saat ini dinilai lebih merugikan negara-negara berkembang. Dalam perspektif propagandistik bidang komunikasi internasional lebih ditujukan untuk menanamkan gagasan ke dalam benak masyarakat negara lain dan dipacu demikian kuat agar mempengaruhi pemikiran, perasaan, dan tindakan. Tujuan ini mencakup perolehan dan penguatan dukungan rakyat dan negara sahabat., mempertajam atau mengubah sikap dan cara pandang terhadap suatu gagasan atau suatu peristiwa atau kebijakan luar negeri tertentu, pelemahan atau peruntuhan pemerintah asing atau penggagalan kebijakan serta program nasional negara tidak bersahabat, serta netralisasi atau penghancuran propaganda tidak bersahabat dari negara atau kelompok lain.5









KESIMPULAN
Studi-studi komunikasi antar budaya semakin menemukan relevansinya karena dihadapkan oleh fakta keragaman budaya baik di dalam negeri maupun internasional. Berbagai konflik yang muncul tidak saja didasari oleh motif politik dan ekonomi, tetapi juga disebabkan oleh benturan budaya. Budaya memiliki nilai-nilai yang menjadi pegangan sekelompok masyarakat, dan hal itu akan menjadi krusial apabila nilai dianut sekelompok masyarakat berbenturan dengan nilai-nilai budaya kelompok lain. Misalnya, budaya Barat yang cenderung bebas (terutama dalam pergaulan) banyak berbenturan dengan budaya Timur yang lebih religius.
Berdasarkan paparan-paparan di atas, maka kajian mengenai komunikasi antar budaya bukan saja menarik, tetapi sudah menjadi kebutuhan setiap individu dan kelompok maupun. Dalam ungkapan lain, kebutuhan akan disiplin komunikasi antar budaya bukan hanya didasarkan pada kebutuhan pragmatis, melainkan pula kebutuhan akademis.




















DAFTAR PUSTAKA

Liliweri, Alo. 2007.Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: LkiS.

Mulyana, Deddy. 2006. Komunikasi Antar Budaya (Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya). Bandung.

Rudy, May. 2005. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional. Bandung.

1 Deddy Mulyana, Komunikasi Antar budaya (Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang BerbedaBudaya). (Bandung:2006), h. 24.
2 Ibid. h. 20.
3 Alo Liliweri, Makna Budaya Dalam Komunikasi Antar budaya, (LkiS Yogyakarta: 2007),h. 18.
4 http://matamolekular.wordpress.com/2011/05/23/komunikasi-antar-budaya/

5 T. May Rudy, SH,Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional,(Bandung), 2005, h. 16.