KOMUNIKASI VISUAL FOTOGRAFI DAN DOKUMENTASI BAGI PUBLIC RELATIONS
Oleh : Suwardi Lubis
1. Latar Belakang
Menyatunya telekomunikasi, computer, dan media dalam lingkungan digital. Konvergensi dan perubahan yang dihasilkannya telah mengubah banyak aspek dasar dari media massa dan komunikasi maka Public Relations dalam sebuah perusahaan atau organisasi lembaga baik yang profit maupun non profit akan memiliki kegiatan yang berbeda-beda tegantung pada jenis lembaganya. Public Relations dalam suatu organisasi berkaitan dengan krisis management, dimana sebuah lembaga tidak akan lepas dari yang namanya krisis, disini dalam menangani krisis peran public relations sangat penting terutama dalam mengembalikan image.
Dalam mengembalikan sebuah image dalam perusahaan / lembaga / organisasi public relations harus dapat memberikan gambaran tetang betapa pentingnya data yang diperoleh, maka seorang PR harus dapat memahami gambar / foto yang diperoleh untuk menghasilkan dokumentasi yang didapat maka seorang PR harus dapat memahami komunikasi visual dalam fotografi.
Komunikasi visual merupakan payung dari berbagai kegiatan komunikasi yang menggunakan unsur rupa (visual) pada berbagai media: percetakan / grafika, luar ruang (marka grafis, papan reklame), televisi, film /video, internet dll, dua dimensi maupun tiga dimensi, baik yang statis maupun bergerak (time based).
Fotografi merupakan salah satu komunikasi visual yang juga dapat menciptakan dan memvisualkan secara jelas buah pikiran dan tulisan-tulisan yang dibuat oleh seorang PR ketika membuat artikel-artikel tertentu. Misalnya saja ketika kita ditugaskan untuk menulis artikel tentang Dick Fosbury, seorang atlet lompat tinggi yang tidak begitu terkenal tetapi gaya lompatannya yang membelakangi palang (Fosbury Flop) masih digunakan hingga sekarang. Kehadiran foto di sini dapat menegaskan artikel yang telah dibuat. Karena sifatnya yang mudah dicerna & abadi, sudah layak dan sepantasnyalah seorang PR perlu dibekali oleh ilmu fotografi.
Komunikasi visual, selain mencakup pekerjaan tradisional desain grafis, seperti tipografi dan advertising, produksi buku dan majalah, serta ilustrasi, juga meluas ke komunikasi lewat fotografi, film, dan televisi. Obyek materi, selain termasuk pekerjaan memperhatikan bentuk ataupun tampilan visual dari kebutuhan sehari-hari berupa pakaian, alat-alat rumahtangga, alat-alat lainnya, mesin-mesin, atau kendaraan, namun juga sudah meluas ke pengertian yang lebih menyeluruh dan berbeda dari hubungan antara produk dan manusia secara fisik, psikologi, sosial dan budaya.
Aktivitas dan layanan terorganisasi meliputi pekerjaan tradisional menejemen terhadap keperluan logistik, mengkombinasikan infrastruktur, instrumen-instrumen, dan manusia dalam urutan yang efisien dan rencana untuk mencapai tujuan yang ditargetkan.
Namun demikian area ini juga meluas ke pekerjaan membuat keputusan yang logis dan rencana strategis yang dapat berubah menjadi sebuah eksplorasi dari bagaimana sebuah rencana dapat membantu tercapainya sebuah proses organis dari pengalaman dalam situasi konkret, membuat pengalaman-pengalaman menjadi lebih berarti dan memuaskan.
Desain sistem lingkungan merupakan desain sistem yang kompleks seperti lingkungan untuk hidup, bekerja, bermain, dan belajar. Ini meliputi hal-hal tradisional berupa arsitektur dan urban planning atau analisis fungsional dari bagian-bagian kompleks secara keseluruhan dan urutannya secara hierarki. Tetapi, seperti juga tiga area lainnya, kegiatannya meluas dan mencerminkan kejelasan yang lebih banyak dari ide sentral, pikiran atau nilai-nilai yang mengekspresikan kesatuan dan fungsi.
Kita mengakui bahwa pengaruh dunia barat dengan nilai-nilainya yang mempengaruhi nilai budaya kita. Hal tersebut akibat arus simbolik global yang nyata yaitu nilai-nilai dari luar dapat dengan mudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat melalui transformasi teknologi komunikasi modern dan industri komersil. Kemasan media massa yang menarik dapat membuat khalayak tertarik untuk melihat atau membaca informasi tersebut. Bagaimana media massa mengkonstruksikan realitas ke dalam sebuah kemasan medianya.
Penempatan remaja dalam media massa saat ini merupakan bagian dari hal yang penting, karena dunia remaja adalah dunia yang menarik untuk terus kita ketahui dan kita simak. Media massa hanya mempengaruhi serta menyibak gaya dan pola remaja saat ini. pemenuhan kebutuhan informasi dari remaja perempuan yang membuat banyak media massa selalu berusaha memenuhi kebutuhannya tersebut.
Penggambaran yang terdapat di sebuah media massa menimbulkan rasa tertarik khalayak untuk mengetahui lebih jauh tentang dunia remaja tersebut. Bagaimana media massa menampilkan sebuah gambar, warna, lambang, dan tanda-tanda yang ada sebagai konstruksi realita yang ada. “isi media pada hakikatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa baik verbal dan non verbal sebagai perangkatnya. Akibatnya media massa mempunyai peluang yang sangat besar untuk mempengaruhi makna dan gambaran yang dihasilkan dari realitas yang dikonstruksikan.”
Fotografi
Segala sesuatu di dunia ini seperti fotografi pasti memiliki sejarah yang melatar belakanginya, sejak diperkenalkan di tahun 1820-an, Fotografi berkembang sedemikian pesatnya. Dahulu, pemotretan dilakukan dengan Eksposure (Penyinaran) sampai berjam-jam. Saat ini teknologi memungkinkan pemotretan dalam hitungan per detik.
Perkembangan fotografi di Indonesia bermula dari masa penjajahan dan Para Fotografer pada zaman "VOC" bukan dari kalangan awam kebanyakan mereka (orang Indonesia) berasal dari kalangan kelas menengah dan pernah belajar di sekolah-sekolah didikan Hindia-Belanda serta banyak fotografer Indonesia yang berdarah atau keturunan Belanda. Kebanyakan karya mereka berkutat pada momen sejarah yang terjadi di Indonesia, bisa dilihat banyak karya-karya foto mereka yang menjadi saksi bisu dalam buku-buku sejarah SMP khususnya yang banyak memuat foto-foto yang berkenaan dengan perang & detik-detik proklamasi kemerdekaan.
Begitulah sekelumit sejarah singkat perkembangan fotografi Indonesia, yang memperlihatkan bahwa di zaman dulu yang namanya suatu foto begitu penting & sangat "mahal", karena foto-foto sejarah adalah momen yang abadi serta fotografi dulu merupakan ilmu yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja, namun semakin berkembangnya zaman dunia fotografi mulai didalami oleh semua kalangan.
Dalam kamus bahasa Indonesia pengertian fotografi adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya pada film. Pendek kata, penjabaran dari fotografi itu tak lain berarti "menulis atau melukis dengan cahaya".
Kata Fotografi diambil dari Yunani yaitu kata Fotos yang berarti sinar atau cahaya, dan Grafos yang bararti gambar. Dalam seni rupa, fotografi adalah proses pembuatan lukisan dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.
Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Pada umumnya semua hasil karya fotografi dikerjakan dengan kamera, dan kebanyakan kamera memiliki cara kerja yang sama dengan cara kerja mata manusia. Seperti halnya mata, kamera memiliki lensa, dan mengambil pantulan cahaya terhadap suatu objek dan menjadi sebuah image.
Tetapi, sebuah kamera dapat merekam sebuah image kedalam sebuah film dan hasilnya tidak hanya bisa dibuat permanen tetapi dapat pula diperbanyak, dan diperlihatkan kepada orang lain. Sedangkan mata, hanya dapat merekam image kedalam memori otak dan tidak bisa dilihat secara langsung kepada orang lain.
Teknik Fotografi
Memperhatikan cayaha, komposisi, dan momen adalah hal-hal yang penting untuk dipehatikan dalam membuat foto yang dapat dikategorikan “bagus”. Namun, sepertinya mustahil dapat menghasilkan foto seperti itu jika tidak mengenal dan memahami teknik dasar fotografi.
Dokumentasi
Dokumentasi dengan suatu dokumen mempunyai pengertian yang berbeda, baik dari aspek kegiatan ataupun bentuknya. Akan tetapi, dari keduanya tersebut mempunyai hubungan yang teramat erat. Dokumentasi pertama kali diperkenalkan oleh Paul Otlet dalam suatu ceramahnya pada International Economic Conference pada tahun 1985. Istilah dokumentasi juga muncul dalam karyanya Paul Otlet Traite de documentation pada tahun 1934.
Dokumentasi berkaitan dengan suatu kegiatan khusus berupa pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyebarluasan suatu informasi. Dan dokumen adalah segala sesuatu yang tertulis, tercetak, ataupun terekam, misalnya seperti surat, cek, saham, film, micro film, dan sebagainya.
Dokumentasi biasa diartikan sebagai kumpulan catatan hasil kerja. Kita mengenal berbagai bentuk dokumentasi. Yang akan kita bahas disini, adalah dokumentasi video dan foto. Yaitu kumpulan catatan (rekaman) hasil kerja dalam bentuk video (gambar dan suara), dan foto (gambar).
2. Pembahasan
Fotografi jurnalistik muncul dan berkembang di dunia sudah lama sekali, tetapi lain halnya dengan di Indonesia, foto pertama yang di buat oleh seorang warga negara Indonesia terjadi pada detik-detik ketika bangsa ini berhasil melepaskan diri dari belenggu rantai penjajahan. Alex Mendur (1907-1984) yang bekerja sebagai kepala foto kantor berita Jepang Domei, dan adiknya sendiri Frans Soemarto Mendur (1913-1971), mengabadikan peristiwa pembacaan teks Proklamasi kemerdekaan republik Indonesia dengan kamera Leica, dan pada saat itulah pada pukul 10 pagi tanggal 17 Agustus 1945 foto jurnalis Indonesia lahir.
Definisi fotografi dapat diketahui dengan menyimpulkan ciri-ciri yang melekat pada foto yang dihasilkan.
Ciri-ciri foto jurnalistik:
1.Memiliki nilai berita atau menjadi berita itu sendiri.
2.Melengkapi suatu berita/artikel.
3.Dimuat dalam suatu media.
Sebuah foto dapat berdiri sendiri, tapi jurnalistik tanpa foto rasanya kurang lengkap, mengapa foto begitu penting? Karena foto merupakan salah satu media visual untuk merekam/mengabadikan atau menceritakan suatu peristiwa.
Nilai suatu foto ditentukan oleh beberapa unsur:
1. Aktualitas.
2. Berhubungan dengan berita.
3. Kejadian luar biasa.
4. Promosi.
5. Kepentingan.
6. Human Interest.
7. Universal.
Foto jurnalistik terbagi menjadi beberapa bagian:
1. Spot news : Foto-foto insidential/ tanpa perencanaan. (ex: foto bencana, kerusuhan, dll).
2. General news : Foto yang terencana (ex : foto SU MPR, foto olahraga).
3. Foto Feature : Foto untuk mendukung suatu artikel.
4. Esai Foto : Kumpulan beberapa foto yang dapat bercerita.
Pemotretan atau pengambilan foto untuk keperluan dokumentasi perusahaan seringkali merepotkan. Mulai dari terbatasnya kesempatan untuk mendapatkan momen-momen yang tepat, kendala mengoperasikan kamera dan lain sebagainya. Hal-hal inilah yang membuat foto-foto dokumentasi perusahaan jika dipandang secara artistik masih kurang bila dibandingkan dengan jenis-jenis pemotretan lainnya. Namun kemajuan teknologi sekarang ini, bahkan dengan kamera saku digital sekalipun, kita bisa mendapatkan hasil foto sebagus hasil fotografer profesional.
Teknologi terus mengalami perkembangan, khususnya teknologi kamera untuk keperluan fotografi. Dari fotografi analog yang mengandalkan film, sekarang fotografi sudah beralih ke penggunaan kamera digital. Penggunaan kamera digital yang praktis tidak lagi membuat pemotret kehilangan momen-momen yang tepat. Dan dengan mengoptimalkan kemampuan kamera saku digital sekalipun, kita bisa mendapatkan hasil foto sebagus hasil fotografer profesional.
Contohnyna saat memotret, tampilkan objek utama dalam foto bila yang di foto orang banyak, usahakan anggota tubuh tiap orang harus terlihat utuh, tidak ada yang terpotong. Selain itu, ekspresi wajah tiap-tiap orang juga dapat terlihat jelas. Cara ini dikenal degnan komposisi foto genaral. Pengambilan foto secara bervariasi agar dapat menghasilkan karya foto yang lebih menarik. Jangan memandang objek dari sudut saja, jangan malas berpindah tempat, bergeraklah ke samping, belakang, atas atau bawah dari objek tersebut. Gunakan jarak yang berbeda antara kemera dan objek.
Public Relations sebgai seorang fotografer harus mampu bekerja dengan teknik dan peralatan kerja yang dimilikinya secermat mungkin. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan ketelitian yang optimal, kelalaian atau ketidaktahuan akan langsung memengaruhi hasil foto. Hal ini memang tidak bisa dipelajari dalam waktu singkat, perlu usaha dan kerja keras. Tetapi percayalah, tidak ada usaha yang sia-sia. Pengalaman yang akan mengajarkannya kepada PR bagaimana bekerja dengan kamera digital yang efektif. Bagaimana menghadapi berbagai kondisi pemotretan, termasuk kondisi lingkungan dan cahaya yang kurang menguntungkan.
Melalui pengalamannya, PR akan paham caranya memilih dan menata berbagai objek di alam menjadi suatu hasil foto yang menawan untuk menjadi sebah dokumentasi. Karena kemampuan utama untuk menjadi seorang fotografer adalah memahami pencahayaan optimal. Kemampuan ini merupakan hal paling pokok dan penting dalam fotografi. Kemampuan lain yang harus dimiliki adalah kepekaan artistik dalam waktu yang cukup panjang, harus dipelajari secara bertahap. Dari hal yang paling mudah, komposisi yang kompleks, hingga penampilan objek yang cenderung abstrak, agar dapat melihat suatu objek dari sudut pandang yang paling menarik.
Maka apabila seorang PR yang sedang mencari bahan untuk dokumentasi sebaiknya selalu membawa kamera kemanapun, karena tidak tahu momen atau hal yang akan ditemui nantinya. Karena dengan banyak melihat suatu objek maka wawasan seorang PR juga akan semakin kaya untuk menumbuhkan potensi diri.
Batasan sukses atau tidaknya sebuah foto jurnalistik tergantung pada persiapan yang matang dan kerja keras bukan pada keberuntungan. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa ada foto yang merupakan hasil dari “being in the right place at the right time” . Tetapi seorang Jurnalis/Public Relations/ Fotografer profesional adalah seorang yang melakukan riset terhadap subjek, mampu menetukan peristiwa potensial dan foto seperti apa yang akan mendukungnya (antisipasi). Itu semua sangat penting mengingat suatu moment yang baik hanya berlangsung sekian detik dan mustahil untuk diulang kembali.
Etika, empati, nurani merupakan hal yang amat penting dan sebuah nilai lebih yang ada dalam diri PR (fotografer) foto. Seorang Jurnalis/PR/Fotografer foto harus bisa menggambarkan kejadian sesungguhnya lewat karya fotonya, intinya foto yang dihasilkan harus bisa bercerita sehingga tanpa harus menjelaskan orang sudah mengerti isi dari foto tersebut dan tanpa memanipulasi foto tersebut.
3. Kesimpulan
Salah satu kelebihan fotografi adalah mampu merekam peristiwa yang aktual dan membentuk sebuah citra di dalamnya. Sehingga fotografi dapat berfungsi sebagai alat komunikasi visual dimana oleh orang-orang PR dapat digunakan sebagai bahan publisitas yang bermanfaat. Fotografi juga dapat menciptakan dan memvisualkan secara jelas buah pikiran dan tulisan-tulisan yang dibuat oleh seorang PR ketika membuat artikel-artikel tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Free, Jay. 2009. Fotografi Kreatif Dengan Photoshop. Masmedia Buana Pustaka.
Hapiz Hilman, Abdul. 2008. Perkembangan Fotografi Di Indonesia. Universitas Indraprasta PGRI.
Safanayong, Yongky.2006. Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta. Arte Intermedia.
Teguh, 2009. Seni Dan Pengertian Dokumentasi. Jakarta. Seni Dokumentasi Production.
Triadi, Bobby. 2007. Fotografi Jurnalistik Sebagai Media Komunikasi. Jakarta.